Mantan bos Google: Kecerdasan buatan dapat “membunuh banyak, banyak, banyak orang”

Mantan bos Google: Kecerdasan buatan dapat “membunuh banyak, banyak, banyak orang”

“Kekhawatiran saya tentang Kecerdasan Buatan adalah ancaman eksistensial,” kata Eric Schmidt. Tokoh yang berasal dari Amerika tersebut menjabat sebagai CEO Google dari tahun 2001 hingga 2011, kemudian sebagai Ketua Eksekutif Dewan Pengawas Google atau Alphabet hingga tahun 2017.

“Kita tidak memahami dampak yang dibawa oleh tingkat kecerdasan seperti itu, yang menemani kita setiap hari, setiap menit, dan setiap jam. Kemampuan Kecerdasan Buatan untuk bekerja dengan kita belum pernah ada sebelumnya,” demikian peringatan yang dia sampaikan sebagai seorang Doktor pakar dalam Ilmu Komputer.

Saat kehadirannya di acara Wall Street Journal di London pada hari Rabu, Schmidt juga menjelaskan apa yang dia maksud dengan ancaman eksistensial: “Ancaman eksistensial didefinisikan sebagai upaya menciderai atau pembunuhan banyak, banyak, banyak, banyak orang. Itulah definisinya.”

“Dan ada skenario – yang saat ini belum ada, tetapi akan segera terjadi – di mana sistem-sistem ini akan mampu menemukan Zero-Day Exploits, menemukan mesin atau menemukan jenis kehidupan baru,” lanjut Schmidt, “Tentu saja, saat ini itu masih fiksi, tetapi kesimpulan tersebut kemungkinan benar. Jika hal itu terjadi, kita harus memastikan bahwa kita sudah siap agar hal-hal ini tidak disalahgunakan oleh orang jahat.” (Catatan : Zero Day mengacu pada bug yang masih tidak diketahui dalam sistem IT)

Komisi Keamanan Nasional tentang Kecerdasan Buatan

Schmidt telah lama mengkaji topik ini, dan bukan hanya sebagai hobi. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komisi Keamanan Nasional tentang Kecerdasan Buatan (National Security Commission on Artificial Intelligence), dia bersama dengan 14 pakar lainnya telah menyusun laporan komprehensif pada tahun 2021. “Masyarakat Amerika belum sepenuhnya menyadari betapa mendasarnya revolusi kecerdasan buatan akan mempengaruhi ekonomi, keamanan nasional, dan kesejahteraan kita,” adalah kalimat pertama dari dokumen yang memiliki lebih dari 750 halaman.

Pada waktu itu, Schmidt sudah menyampaikan “pesan yang tidak menyenangkan”: “Amerika tidak siap untuk mempertahankan diri atau bersaing di era kecerdasan buatan.” Di sisi lain, laporan tersebut berisi “strategi untuk mempertahankan diri dari ancaman kecerdasan buatan, menggunakan kecerdasan buatan secara bertanggung jawab untuk keamanan nasional, dan memenangkan persaingan teknologi secara luas.” Komisi tersebut secara khusus mengidentifikasi China sebagai ancaman, dengan negara tersebut disebut lebih dari 600 kali dalam dokumen tersebut, sedangkan Rusia hanya disebut sekitar 60 kali.

“Kita harus memenangkan persaingan kecerdasan buatan yang semakin menjadi persaingan strategis dengan China. Rencana, sumber daya, dan kemajuan China seharusnya menjadi perhatian bagi semua orang Amerika. China setara dalam banyak bidang kecerdasan buatan dan memimpin dalam beberapa aplikasi kecerdasan buatan. Kami serius menghadapi upaya China untuk mengungguli Amerika Serikat sebagai pemimpin kecerdasan buatan di dunia dalam satu dekade,” tulis Schmidt dan Wakil Ketua Bob Work dalam pengantar. Dan: “Penggunaan kecerdasan buatan oleh China di dalam negeri merupakan preseden yang menakutkan bagi siapa pun di seluruh dunia yang menghargai kebebasan individu.” (rezaervani)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*