- Dapatkah Anda Membunuh CoronaVirus dengan Sinar UV ?(1)
- Dapatkah Anda Membunuh CoronaVirus dengan Sinar UV ?(2)
- Dapatkah Anda Membunuh CoronaVirus dengan Sinar UV ?(3)
Artikel Asli dari BBC Future : Can you kill coronavirus with UV light?
Alih Bahasa : Reza Ervani (reza@rumahilmu.or.id)
Solusi Matahari ?
Kalau begitu, apakah UVA atau UVB tetap bisa digunakan ? Dan jika bisa, bukankah itu berarti kita dapat melakukan disinfeksi untuk suatu benda dengan menjemurnya ?
Jawaban singkat : Mungkin – tetapi anda tidak akan mau bergantung pada hal tersebut.
Di negara berkembang, cahaya matahari sudah populer untuk mensterilisasi air – Hal tersebut bahkan direkomendasikan oleh WHO. Teknik yang digunakan adalah menuangkan air ke dalam gelas atau botol plastik, dan menjemurnya di sinar matahari sekitar enam jam. Hal itu dianggap berfungsi dikarenakan UVA di matahari bereaksi dengan larutan oksigen menghasilkan molekul-molekul yang tidak stabil selayaknya hidrogen peroksida, sebuah komposisi aktif yang digunakan di banyak disinfektan rumah tangga, yang dapat membunuh patogen.
Tanpa air, sinar matahari tetap dapat pula mendisinfeksi permukaan benda – tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama daripada yang anda kira.
Masalahnya adalah kita tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan tersebut. Karena masihlah terlalu dini bagi berbagai penelitian yang sedang dilakukan pada coronavirus untuk menunjukkan hal tersebut. Penelitian pada Sars – kerabat dekat Covid-19 – menemukan bahwa memaparkan virus ke UVA selama 15 menit tidak memiliki dampak apa-apa terkait kemampuan virus tersebut menginfeksi. Akan tetapi, penelitian tersebut tidak menunjukkan paparan yang lebih jauh, atau dengan UVB, yang diketahui lebih merusak pada material genetik
Meskipun demikian, beberapa virus lain mungkin memiliki beberapa petunjuk.
Sebut saja Flu. Saat para ilmuwan menganalisa catatan rumah sakit di Brasil, mereka menemukan sejumlah kasus flu cenderung menghilang saat musim kebakaran, disaat ada lebih banyak asap di atmosfir dari kebakaran hutan dan UV di sinar matahari lebih tipis.
Penelitian lain menemukan bahwa partikel flu yang lebih panjang saat dipapar ke sinar matahari – dan juga karena kondisinya lebih terkonsentrasi – menjadi berkurang kemampuan penularannya. Sayangnya penelitian itu meneliti flu yang tersebar di udara, bukan yang mengering di suatu objek.
Semua bukti-bukti diatas menunjukkan bahwa menggunakan sinar matahari untuk melakukan disinfeksi suatu permukaan benda sangat problematis
Yang pertama dari semuanya, tidak seorangpun yang tahu berapa lama yang dibutuhkan sinar matahari untuk mendeaktivasi Covid-19, atau seberapa kuat sinar yang dibutuhkan. Bahkan jika terbukti, jumlah UV di sinar matahari bervariasi bergantung kondisi hari, cuaca, musim dan di belahan bumi mana anda berada, sehingga dia tidak bisa menjadi cara yang bisa diandalkan untuk membunuh virus.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa mendisinfeksi kulit anda atau benda lain dengan UV akan dapat mengantar kepada cidera, atau meningkatkan resiko kanker kulit.
Dan sekali virus masuk ke dalam tubuh anda, tidak ada UV yang berpengaruh pada tingkat infeksi anda.
Leave a Reply