Berita 79 : OpenOffice Diterima di Apache Incubator

Minimnya situs berita Open Source berbahasa Indonesia, membuat penulis tergerak untuk mencantumkan kolom berita di blog ini. Berita akan diambil dari berbagai sumber di Internet, diterjemahkan ke Bahasa Indonesia agar bisa menjangkau lebih banyak pihak. Seperti ruang tanya jawab yang mencapai 4 artikel baru setiap harinya, berita-berita juga insya Allah akan diupdate secara harian di blog ini. Berita-berita hanya akan dimuat di KATEGORI BERITA dan selalu dibuat menempel di bagian paling atas Blog ini. Semoga menjadi sumbangsih kecil bagi dunia Open Source di Indonesia. Selamat menikmati. Artikel asli Berbahasa Inggris dapat dilihat dengan mengklik pranala nama domain di tiap awal artikel.

OpenOffice Diterima di Apache Incubator

H-Online.Com – OpenOffice.org telah diterima sebagai proyek di Apache Incubator dan sekarang akan memulai pengembangan sebagai “podling” – istilah yang diberikan Apache untuk proyek-proyek yang ada di incubator.

Sebuah voting terbuka di Apache Inkubator menunjukkan hasil dukungan dari mayoritas yang solid baik pada voting yang bersifat mengikat maupun tidak mengikat.

Diantara suara yang penting bagi penerimaan ini  adalah yang berasal dari Simon Phipps, yang sempat bersikap sangat kritis terkait dengan donasi OpenOffice.org dari Oracle ke Apache Foundation. Ia merasa hal itu dapat memecah belah dan mengabaikan komunitas LibreOffice dan Document Foundation.

Phipps, yang merupakan mantan pimpinan open source di Sun dan anggota dewan Open Source Initiative  menjelaskan bahwa penerimaan ini adalah peluang bagi proyek OpenOffice.org untuk melakukan faktorisasi ulang sebagai suatu acuan pelaksanaan bagi komponen-komponen perangkat lunak kantoran lainnya. Termasuk dalam hal ini adalah fitur importer dan exporter ODF (Open Document Format)  yang mempengaruhi pilihan Phipps dalam voting tersebut.

Acuan pelaksanaan yang dimaksudkan oleh Phipps tersebut bisa digunakan oleh proyek lain, di luar OpenOffice.org dan LibreOffice, dan membantu membuat format dokumen ODF digunakan lebih luas baik di perangkat lunak open source maupun di perangkat lunak proprietary.

Jika sebuah acuan pelaksanaan pada editor ODF pada masing-masing sub format ODF yang dapat dibuat dari kode Oracle tersebut dilisensi ulang.  Lalu hasil tersebut dimaintain di Apache, maka hal tersebut dapat memberikan dampak positif bagi banyak orang, demikian tulis Phipps di blognya.

Phipps juga berharap bahwa proyek ini tidak akan bersaing dengan LibreOffice “menggunakan nama OpenOffice.org”.

Rob Wier dari IBM, yang bersemangat dengan pendapatnya yang mengatakan bahwa proposal itu adalah dukungan pada perangkat lunak bebas, juga memberikan jawaban ya pada voting tersebut.

Dia menulis dalam posting di blognya bahwa  87 pengembang dan 8 mentor di Apache sudah menandatangani proyek tersebut. Hal ini bukanlah sebuah kompetisi terbatas antar pengembang, tetapi ia menyebutnya sebagai “dampak dari kelangkaan pengembang”.

Wier mengatakan bahwa Apache OpenOffice “dapat dan seharusnya menjadi basis bagi interoperabilitas diantara aplikasi-aplikasi kantoran yang kompetitif”

Konsep OpenOffice Apache sebagai acuan pelaksanaan bagi perangkat lunak perkantoran lain tampaknya menjadi titik temu antara para kritikus dan pendukung.

Perdebatan tentang bagaimana Apache OpenOffice akan dikembangkan, dan apa tujuan proyek tersebut kini beralih ke bentuk yang baru yakni “podling”.

Secara rancangan, proses Apache membutuhkan “podling” sebelum dikerjakan. Dokumentasi terkait tujuan, kebijakan dan proses yang dibutuhkan dibuat bersamaan dengan pengembangan ulang kode-kode baru yang didonasikan terebut, dalam rangka menggerakkannya ke level tertinggi proyek Apache

Terjemah Bebas oleh Pengelola Blog http://tanyarezaervani.wordpress.com

Berita Terkait :

.
Tutorial Terkait :

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*