Artikel : Saat Open Source Masuk ke Dunia Penerbitan Akademik

Saat Open Source Masuk ke Dunia Penerbitan Akademik

Oleh : Audrey Watters (Mind Shift)

TerjemahBebas oleh Pengelola Blog http://tanyarezaervani.wordpress.com

Saat kita berbicara tentang dinamika di penerbitan pendidikan, kita seringkali berfokus pada apa yang dibaca oleh siswa, via digital textbooks, apps, serta e-readers dan tablets. Tetapi ada sisi lain dari semua ini, dan itu adalah produksi karya-karya ilmiah.

Bagi kebanyakan akademisi, mempublikasikan karya mereka dalam jurnal ilmiah adalah bagian dari kerja mereka. Itulah cara mereka untuk mendapatkan klaim intelektualnya. Itulah cara bagaimana kolega anda mereview dan menilai karya anda. Itulah cara anda memperoleh kedudukan. Penerbitan akademik menjadi hal yang penting bagi para akademisi.

Seperti kebanyakan yang ada di dunia penerbitan, lanskap penerbitan akademis juga telah mengalami perubahan besar-besaran akhir-akhir ini – dikarenakan adanya tekanan finansial sebagaimana pula adanya perubahan pada kelembagaan, budaya dan teknologi. Tapi perubahan yang terjadi di infrastruktur akademis berlangsung lambat.

Dalam banyak hal, lembaga-lembaga akademik belumlah akrab dengan beragam publikasi informal dimana para akademisi kini banyak terlibat – blog, misalnya, dan media terbuka lainnya, jurnal online. Mereka masih menuntut para akademisi untuk mempublikasikan karya mereka dalam jurnal yang elit dan bersifat peer-reviewed.

Roy Rosenzweig Center for History and New Media di Universitas George Mason baru-baru ini meluncurkan sebuah proyek baru –  — PressForward — yang berupaya untuk membuat sebuah platform agar beberapa sumber dan publikasi ilmiah yang tersebar di web dapat dikumpulkan. Dengan dukungan dari Alfred P. Sloan Foundation, PressForward berharap dapat menyentuh beberapa komunitas akademis yang (melakukan publikasi) online.

Press Forward akan mengembangkan cara baik untuk mengumpulkan maupun menampilkan “karya ilmiah terbuang atau kurang dihargai”, termasuk sejumlah karya akademik yang tidak pernah masuk ke dalam jurnal cetak; makalah-makalah konferensi, blog akademis dan proyek-proyek online.

Meskipun web telah membuat publikasi akademik mandiri mudah dilakukan dan disebarkan, banyak dari karya tersebut masihlah berserakan di Internet. Sistem publikasi yang baru ini bertujuan mempermudah pencarian konten yang relevan dan terpercaya.

PressForward mengatakan bahwa ia akan mengkombinasikan beberapa praktika “review kolega” yang sudah berlangsung lama dengan teknologi baru seperti penyaringan open-Web saat membuat platform penerbitan yang baru ini.

Elemen “terbuka” sangatlah penting, dikarenakan kebanyakan karya ilmiah yang dipublikasikan – walaupun tersedia secara online – mensyaratkan bayaran tertentu. Ini juga merupakan langkah maju dalam model dimana para akademisi dapat mendapatkan penghargaan bagi tulisan mereka – yang kini banyak tersaji secara online dibandingkan dalam sebuah jurnal cetak.

PressForward mengatakan meraka akan membuatnya open source dan membuat data dan kode yang ada tersedia secara bebas di situs. Center for History and New Media memiliki sejarah yang panjang dalam proyek-proyek digital open source, termasuk perangkat bibliografik  Zotero dan database kekayaan budaya Omeka.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*