Berita 76 : Canonical Bangun Cluster Server Box 42-core ARM untuk Ubuntu

Minimnya situs berita Open Source berbahasa Indonesia, membuat penulis tergerak untuk mencantumkan kolom berita di blog ini. Berita akan diambil dari berbagai sumber di Internet, diterjemahkan ke Bahasa Indonesia agar bisa menjangkau lebih banyak pihak. Seperti ruang tanya jawab yang mencapai 4 artikel baru setiap harinya, berita-berita juga insya Allah akan diupdate secara harian di blog ini. Berita-berita hanya akan dimuat di KATEGORI BERITA dan selalu dibuat menempel di bagian paling atas Blog ini. Semoga menjadi sumbangsih kecil bagi dunia Open Source di Indonesia. Selamat menikmati. Artikel asli Berbahasa Inggris dapat dilihat dengan mengklik pranala nama domain di tiap awal artikel.

Canonical Bangun Cluster Server Box 42-core ARM untuk Ubuntu

Geek.Com – Seperti Microsoft dengan Windows 8-nya, Canonical maju kedepan dengan memastikan kompatibilitas ARM-untuk versi Ubuntu yang akan datang. Dalam rangka melakukan hal tersebut, mereka perlu membangun lingkungan pengembangan dan perangkat keras yang tepat untuk memperkenankan para kontributor melakukan submit dan membangun lebih dari 20.000 paket yang ada di distro Linux tersebut.

Apapun bisa dilakukan pada Ubuntu, bergantung pada antusias individu dan cara menerapkan solusi untuk suatu masalah. David Mandalla dari Canonical ditugaskan untuk membuat mesin pembangun otomatis Ubuntu ARM, dan hasilnya akan kita laporkan dalam artikel kali ini.

Mesin yang diinginkan haruslah memiliki kemampuan untuk membangun paket pendukung dari sekian banyak pengguna dalam sebuah lingkungan pengembangan yang bersih. Yang juga tak kalah penting dari itu, mesin tersebut haruslah relatif murah untuk dibuat. Mandalla kemudian memutuskan untuk membangun sebuah mesin rakitan menggunakan PandaBoards.

PandaBoards adalah board pengembangan dengan harga rendah yang menggunakan prosessor Texas Instruments OMAP4430. Ini berarti ada sebuah prosessor ARM Cortex-A9 dual-core, 1GB RAM, HDMI dan DVI-D out, 10/100 Ethernet, USB 2.0 ports, dan wireless 802.11n, sementara fitur lainnya mungkin tidak terlalu penting untuk sistem yang akan dibuat ini. Harga papan tersebut per satuannya hanyalah US$174.

Mandalla kemudian memesan rak yang dirancang khusus agar didalamnya bisa dimuat 21 keping PandaBoards. 20 dari mereka akan digunakan untuk pembangunan paket, sementara yang ke-21 digunakan sebagai master board untuk memonitor dan mengontrol akses dari tiap-tiap pengguna. Tiap papan juga dihubungkan dengan sebuah hard drive USB 300 GB SATAII, yang berarti total ada 6 TB storage di server tersebut.

Sistem bekerja dengan mengalokasikan waktu pada server ketika sebuah request diterima dari seorang pengguna. Master board memeriksa PandaBoard yang bebas, melakukan reboot pada board tersebut dan memberikan pengguna tersebut lingkungan pembangunan yang bersih untuk digunakan. Setelah proses pembangunan yang dilakukan selesai, board itu akan ditandai sebagai board yang bebas dan proses akan diulangi lagi seperti tadi.

Seperti yang bisa anda lihat dari gambar diatas, rancangan casingnya memmungkinkan aliran udara yang cukup, sekaligus mampu menyediakan energi yang cukup untuk pemrosesan yang diinginkan. Kita hanya menebak harga pasti dari server ini, tetapi PandaBoard akan menjadi bagian yang paling mahal disana dan hanya menghabiskan total US$ 3654. Jika kita anggap harga hard drive adalah $ 60, maka total biaya yang dihabiskan untuk server tersebut adalah US$ 4.854.

Proyek ini sedang berjalan dan anda dapat mengikuti perkembangannya melalui  website dmtechtalk dimana Mandella secara berkala memposting informasi dan gambar-gambar terkait.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*