Minimnya situs berita Open Source berbahasa Indonesia, membuat penulis tergerak untuk mencantumkan kolom berita di blog ini. Berita akan diambil dari berbagai sumber di Internet, diterjemahkan ke Bahasa Indonesia agar bisa menjangkau lebih banyak pihak. Seperti ruang tanya jawab yang mencapai 4 artikel baru setiap harinya, berita-berita juga insya Allah akan diupdate secara harian di blog ini. Berita-berita hanya akan dimuat di KATEGORI BERITA dan selalu dibuat menempel di bagian paling atas Blog ini. Semoga menjadi sumbangsih kecil bagi dunia Open Source di Indonesia. Selamat menikmati. Artikel asli Berbahasa Inggris dapat dilihat dengan mengklik pranala nama domain di tiap awal artikel.
Mozilla dan Google Tidak Akur Perihal Format Gambar WebP
H-Online.Com – Saat Google sedang berupaya meintegrasikan format gambar turunan WebM yang sedang dikembangkan oleh mereka, WebP, ke dalam Chrome dan beragam layanan webnya, Mozilla justru mengatakan bahwa mereka tidak akan mengintegrasikan format tersebut ke dalam Firefox saat ini. Google memperkenalkan format WebP pada bulan Oktober 2010 sebagai pengganti format JPEG dan ide tersebut sudah menuai kontroversi semenjak awal ia disampaikan.
Saat ini, Mozilla menolak WebP. Dalam entri bugzilla yang bertanya tentang integrasi WebP, pengembang Mozilla Joe Drew menyampaikan dalam komentarnya “Sebagai sebuah format gambar yang baru saja muncul saat ini yang ada saat ini, saya tidak akan menerima patching WebP” Pembaca kemudian digiring ke posting blog yang dibuat oleh Jeff Muizelaar untuk alasan bagi penolakan tersebut. Dia menjelaskan bahwa Mozilla tidak merasa gembira dengan masalah kualitas dan ukuran yang diklaim oleh Google ada pada WebP dan mempertanyakan metodologi yang digunakan untuk pengujian yang dilakukan oleh Google tersebut yakni mengkonversi gambar JPEG yang ada ke format WebP dan kemudian membandingkan kualitas mereka menggunkan PSNR (Peak Signal-to-Noise Ratio) dan ukuran file.
Sebulan setelah Muizelaar membuat komentar tersebut, Google merilis penelitian baru menggunakan gambar PNG sebagai sumber dan membandingkan kualitas menggunakan SSIM (Structural Similarity). Penelitian baru ini menunjukkan bahwa gambar dalam format WebP rata-rata 25%-34% lebih kecil dibandingkan gambar dengan kualitas yang sama dalam format JPEGs, tetapi nilai kualitas dikalkulasi dan ada beberapa perdebatan apakah WebP dapat dilihat dengan mata biasa dalam kualitas yang sama.
Muizelaar juga mengatakan bahwa WebP hanya mendukung krom sub sampling 4:2:0 (sementara JPEG mendukung 4:2:2 dan 4:4:4) dan tidak memiliki dukungan terhadap data EXIF, profil warna ICC dan kanal alpha. “Setiap format gambar yang menjadi bagian dari sebuah platform web memiliki nilai yang sama di sepanjang waktu.” Pengembang Mozilla yang lain, Justin Lebar, menekankan pada komentar bugzilla bahwa misi Mozilla adalah untuk mengembangkan web dalam jangka panjang, meskipun “apa yang mereka sedang lakukan tampak tidak populer untuk jangka pendek” dan membandingkan penolakan mereka dengan posisi yang diambil oleh perusahaan tersebut terhadap H.264. Lebar menyarankan Mozilla tetap mengikuti pengembangan yang dilakukan pada WebP, baik dari sisi tampilan maupun kualitasnya.
Sementara itu, Google, terus mendorong format tersebut ke depan. Dalam posting blog terakhir, mereka menyampaikan tentang peningkatan algoritma kompresi dan penambahan suatu “fancy upsampler” ke dalam dekoder WebP. WebP saat ini didukung oleh browser Chrome dan Opera serta Google telah menggunakannya di Gmail dan Picasa Web Albums serta akan membawa WebP mendukung platform AppEngine dalam waktu dekat. Google mengatakan mereka sedang bekerja untuk menangani dukungan transparansi (alpha channel) dan akan ditambahkan dalam versi stabil codec berikutnya.
Terjemah Bebas oleh Pengelola Blog http://tanyarezaervani.wordpress.com
Leave a Reply