Artikel Khusus : Sejarah LINUX (3)

Sejarah LINUX (3)

Linux Millenial

by Dr. Oliver Diedrich – H-Online.Com

Terjemah Bebas oleh Pengelola Blog http://tanyarezaervani.wordpress.com

(Bagian Ketiga dari Empat Tulisan)

<< Tulisan Sebelumnya : Sejarah Linux (2) Siap Untuk StartUp

Pergantian millenium adalah waktu lompatan terbesar seputar Linux; pada 1999, Red Hat adalah perusahaan Linux pertama yang muncul dengan keberhasilan yang spektakuler; harga saham meningkat empat kali lipat pada hari pertama perdagangan (tetapi kemudian menurun saat gelembung dot com pecah).

Linux Professional Institute (LPI) mempublikasikan ujian Linux yang tak terikat pada distribusi tertentu pada tahun 2000.

Untuk mencegah Linux mengikuti jejak Unix yang terpecah dalam beberapa versi yang inkompatibel satu sama lain,  Free Standards Group didirikan untuk membuat suatu standar Linux (Free Standard Group – seperti ILC – telah digabungkan dengan Linux Foundation). Pada Desember 2000, IBM mengumumkan untuk menginvestasikan 1 milyar dollar ke Linux.

Pada awal 2011, Linux kernel versi 2.4 maju ke wilayah varian Unix komersial : operasi SMP yang powerful hingga 8 prosessor, 64 GB RAM pada prosesor x86, perangkat raw dan sistem file 64 bit. Dukungan firewire dan SUB, ACPI dan Plug & Play untuk kartu-kartu ISA yang pada waktu itu masih sangat umum juga menjadikan kernel yang baru ini sebagai pilihan yang menarik bagi komputer desktop dan notebook.

Vendor perangkat keras seperti Intel dan AMD mulai langkah mereka dengan terlibat dalam pengembangan Linux: dukungan Linux yang bagus menjadi semakin dan semakin penting dalam bisnis server.

Pada tahun 2002, RedHat untuk pertama kalinya merilis Linux Enterprise-nya.

Dengan meningkatnya kesuksesan Linux, maka semakin banyak bisnis dan sektor administrasi publik yang mulai memikirkan keuntungan perangkat lunak open source.

Satu negara dimana Linux meraih banyak sukses adalah Jerman. Perusahaan kereta api Jerman, Deutsche Bahn, memutuskan untuk menggunakan LInux sebagai platform strategis pada 2003 – sebuah keputusan yang masih terus diperkuat hingga kini.

Pada tahun yang sama perwakilan daerah kota Munich memutuskan untuk memigrasi 15.000 komputer pada kantor-kantor administrasi kota ke desktop Linux – Pada April 2011, kota tersebut akhirnya mendapatkan alasan untuk merayakan hasil keputusan itu, setelah setengah dari komputer yang ada berhasil dimigrasi ke klien LiMux Munich.

Kantor Kementerian Luar Negeri Jerman memperkenalkan perangkat lunak Open Source pada tahun 2001 dan desktop mulai dimigrasi pada tahun 2005 – meskipun, tentu saja, proyek tersebut gagal.

Desktop Linux juga masuk ke kelompok asuransi Stuttgarter Versicherungsgruppe dari tahun 2003, dan masih digunakan hingga kini.

Walau demikian, meskipun memiliki banyak contoh profil tinggi, desktop Linux tidak pernah mengalami penerimaan langsung dalam skala luas (Richard Hillesley, penulis reguler di H-Online, menjelaskan beberapa alasannya di  artikel ini).

Diproklamirkan berkali-kali hingga sekitar tahun 2006, “Tahun Desktop LInux” tidak pernah benar-benar tercapai, dan bahkan tidak pula oleh distro desktop Ubuntu yang telah membangkitkan dunia Linux semenjak tahun 2004, Linux Desktop tidak pernah benar-benar mampu mengungguli Windows. Linux lebih sukses di dunia server dan perangkat embedded.

Saat ini, hal itu juga ditunjukkan oleh Android, Sistem Smartphone dan tablet buatan Google dengan suatu kernel Linux, dirilis pada tahun 2008. Tapi sebelumnya Linux telah kokoh di dunia sistem kontrol industri, router Wi-Fi, pemutar DVD dan sistem navigasi satelit.

Pada bulan Desember 2003, kernel Linux melompat ke versi 2.6. Versi ini memperkenalkan ekstension keamanan SELinux, suatu model perangkat baru yang dapat diakses via sysfs, dan sebuah solusi manajemen memori baru yang cocok untuk computer modern dengan performa tinggi. Selain itu kode-kode dasar yang ada direvisi untuk menghilangkan banyak keterbatasan dan menyediakan struktur yang lebih bersih.

Para pengembang kernel masihlah merasakan manfaat dari “bersih-bersih” yang mereka lakukan itu, yakni mereka dapat melakukan banyak integrasi fitur baru, tanpa masalah berarti, seperti virtualisasi dan suatu konsep peningkatan ukuran secara substantif yang dapat membuat Linux dapat berjalan pada kebanyakan super komputer yang powerful.

Pada Linux 2.6, Torvalds mengubah model pengembangan: tidak ada lagi kernel pengembangan, dikarenakan fitur baru dan pengembangan ditambahkan kepada kernel terkini secara gradual lewat update yang dirilis pada rentang reguler setiap dua atau tiga bulan. Kebingungan yang terjadi saat pelompatan versi itu kini telah berganti dengan kemajuan yang terus terjadi.

Xen, solusi virtualisasi pertama pada Linux, menyebabkan kehebohan pada dunia Linux pada tahun 2005, tapi membutuhkan waktu 6 bulan bagi para pengembang untuk mengintegrasikan seluruh kode Xen ke dalam kernel. Sementara itu, solusi alternatif KVM (Kernel-based Virtual Machines) yang mengubah kernel Linux itu sendiri menjadi suatu hypervisor menjadi semakin populer di kalangan pengembang yang kemudian menambahkannya ke kernel dengan versi 2.6.20 pada awal 2007

Bersambung (rezaervani@gmail.com)

3 Comments

Leave a Reply to abanxc Cancel reply

Your email address will not be published.


*