Berita 8 : Apakah Internet Explorer 10 Mampu Melampaui Browser Open Source ?

Minimnya situs berita Open Source berbahasa Indonesia, membuat penulis tergerak untuk mencantumkan kolom berita di blog ini. Berita akan diambil dari berbagai sumber di Internet, diterjemahkan ke Bahasa Indonesia agar bisa menjangkau lebih banyak pihak. Seperti ruang tanya jawab yang mencapai 4 artikel baru setiap harinya, berita-berita juga insya Allah akan diupdate secara harian di blog ini. Berita-berita hanya akan dimuat di KATEGORI BERITA dan selalu dibuat menempel di bagian paling atas Blog ini. Semoga menjadi sumbangsih kecil bagi dunia Open Source di Indonesia. Selamat menikmati. Artikel asli Berbahasa Inggris dapat dilihat dengan mengklik pranala nama domain di tiap awal artikel.

Apakah Internet Explorer 10 Mampu Melampaui Browser Open Source ?

Ostatic.com – Seperti yang kita ketahui Firefox 4 baru-baru ini dirilis oleh Mozilla, angka download-nya ketika pertama kali dirilis melampaui apa yang bisa dicapai oleh Internet Explorer 9 dari Microsoft. Pada saat yang sama, Firefox dan Google Chrome terus merangsek ke pangsa pasar Internet Explorer di seluruh dunia, sehingga menimbulkan kesimpulan yang tampaknya jelas bahwa browser open source berada di posisi tertinggi kurva inovasi. Tapi saat ini Microsoft Internet Explorer 10 telah tersedia dalam bentuk tinjauan, dan peneliti Microsoft mengklaim bahwa kinerjanya melakukan kerja JavaScript “real” didalam aplikasi web lebih cepat dari Firefox dan Chrome. Apakah IE versi 10 ini akan membawa Microsoft kembali ke depan ?

Sebagai mana yang dicatat oleh situs The Register, para peneliti Microsoft mengklaim bahwa standar JavaScript yang populer saat ini bersifat bias sedemikian rupa sehingga tidak mewakili kinerja sebenarnya dari JavaScript di aplikasi web yang ada. Di halaman yang dikelola oleh Douglas Cockford, seorang arsitek Yahoo senior, ia mengatakan :

“… Standar yang ada saat ini tidak mewakili perilaku aplikasi web sebenarnya. Tapi dengan standar yang kurang bagus inilah, para pengembang melakukan penyesuaian pada apa yang mereka miliki. Bahayanya adalah kinerja perangkat yang ada disesuaikan dengan tolok ukur yang tidak representatif, sehingga kemudian gaya pemrograman akan menjadi bias disebabkan ingin mendapatkan performa terbaik tapi berasal dari perangkat yang salah.

Halaman yang sama juga mencantumkan link ke sebuah tes benchmark yang dikatakan oleh Cockford merupakan representasi yang lebih fair terhadap kinerja JavaScript yang sebenarnya dalam aplikasi web. Perlu dicatat, pada nilai yang diperoleh dari benchmark menggunakan tes ini, Internet Explorer 10 adalah yang tercepat, melebihi Firefox dan Google Chrome.

Betul, banyak yang akan dengan cepat menjawab bahwa apa yang dikatakan oleh Cockford adalah seperti melompat ke kereta yang sedang didorong oleh peneliti Microsoft berisikan kepentingan mempromosikan browser Microsoft, tetapi tidak menutup kemungkinan ada kebenaran bahwa ada tolok ukur yang kurang mewakili penggunaan aplikasi web sebenarnya. Dalam banyak kasus, benchmark yang dilakukan oleh Cockford tersedia untuk publik, sehingga setiap orang bisa menguji dan mengevaluasi pendapatnya.

Jika klaim Cockford tentang Internet Explorer 10 adalah benar, maka ia tidak hanya sedikit lebih cepat pada aplikasi web browser  daripada Open Source, tetapi jauh lebih cepat. Mengingat apa yang telah kita lihat dari pengembang Firefox dan Chrome, meskipun, karenanya tidak akan menjadi kejutan jika mereka kemudian menyesuaikan perangkat JavaScript yang mereka miliki untuk tampil lebih baik pada pengujian dengan aplikasi web aktual. IE 10 masihlah dalam pengembangan, sehingga para juri barulah bisa memberikan penilaian di akhir perlombaan.

Terjemah bebas oleh pengelola blog http://tanyarezaervani.wordpress.com

1 Comment

  1. setau saya,internet explorer itu adalah tool untuk mendownload browser seperti chrome dan firefox saat pertama kali instal window 😀

Leave a Reply to panda Cancel reply

Your email address will not be published.


*